Malaysia memiliki versi silat asli yang dikenal sebagai Silat Melayu. Seni silat tradisional Semenanjung Malaya telah dipraktikkan dalam masyarakat Melayu khususnya di pedesaan. Seni bela diri ini berasal dari seni perang Melayu yang telah memperkuat Malay Champa Empire, Kedah Tua, Silat Bunga, Seri Patani, Silat Melayu Asli, Silat Kedah, Silat Seni Gayung Fatani dan ada juga bentuk sekolah lain tanpa spesifik yang hanya menggunakan kata bersilat atau bergayung.
Seni Gayung Fatani (Grandmaster Anuar Abdul Wahab, digantikan oleh Grandmaster Aminuddin Anuar) adalah bela diri paling sukses di antara kelompok-kelompok yang menguasai Silat Melayu. Sekolah ini mempertahankan praktik asli Silat Melayu meliputi seni, bela diri, olahraga, musik silat baku, budaya dan spiritualisme Islam. Sekolah ini adalah anggota pendiri independen Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA Malaysia). Ini memiliki cabang di seluruh negeri dan cabang internasional di luar negeri termasuk antara lain Austria, Perancis, Kaledonia Baru, Jerman, Thailand, Swiss, Spanyol, Wales dan banyak lainnya.
Seni Gayung Fatani menjadi juara umum di termasuk Silat Kebangsaan (Kejuaraan Silat Nasional) pada tahun 1991, 1992, 1993 dan 1995. Asosiasi ini berpartisipasi dalam presentasi yang melibatkan 11 jenis bela diri terbaik dunia di 15 kota Jerman (2004). Sekolah ini menjadi juara selama dua tahun berturut-turut untuk Best Performance Group dalam seni bela diri yang diikuti oleh 40 negara lain dari 14 jenis seni bela diri terbaik dunia di bawah International Martial Arts Games Committee (IMGC) yang diselenggarakan oleh International Taekwondo Federation (ITF) di Pyongyang, Korea Utara, 2004. Seni Gayung Fatani juga pernah menjadi juara dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Kung Fu/ Wushu di Perugia, Italia, 2005.
Seni Gayung Fatani sempat mengasuh sejumlah atlet di Silat Seni, Silat Olahraga, Wasit Juri, Pelatih dan Manajer Tim yang sukses di Kejuaraan Pencak Silat Internasional. Seni bela diri ini telah berhasil meningkatkan ajaran silat secara tradisional dari arena ke Kurikulum Silat modern.
Di seluruh pusat pelatihan utama Pusat Cemerlang Silat (PCS), sekolah ini telah mengembangkan sejumlah pelatih internasional dari seluruh dunia. PCS telah berperan penting dalam melahirkan atlet-atlet Silat Seni, Silat Melayu dan Silat Olahraga. Selain itu, pusat pelatihan ini mengadakan pelatihan seni bela diri, kursus motivasi dan kepemimpinan di tingkat nasional dan internasional. PCS juga telah membuka jalan dalam penciptaan banyak instruktur seni bela diri dan asisten instruktur yang membantu instruktur di setiap sekolah di Malaysia. Selain itu, PCS juga mengadakan pelajaran muzik silat baku atau gendang baku yaitu musik silat tradisional. Diantara instrumen yang digunakan adalah gendang anak dan gendang ibuitu serunai (kira-kira diterjemahkan menjadi pipa atau seruling) dan gong.
Menggunakan silabus sistematis yang diakui oleh pemerintah Malaysia (2002), sekolah ini memainkan peran penting untuk berkembang dan menyebar Silat Melayu di seluruh dunia. Silabus telah diakui sebagai seni bela diri warisan Malaysia dan kurikulumnya telah menjadi dasar bagi Kurikulum Seni Silat Malaysia yang dipraktikkan di seluruh Malaysia saat ini. Kurikulum komprehensif yang digunakan memastikan pelaksanaan dan pengajaran yang jelas dan ringkas.
Dalam kurikulumnya, Seni Gayung Fatani mengajarkan bela diri, seni perang, teknik, pertarungan dan juga melatih para eksponen Silat Olahraga. Jadi, seseorang tidak hanya belajar bagaimana menangkis penyerang tetapi bagaimana menghadapi penyerang yang tahu bagaimana melawan. Kebugaran juga ditekankan untuk setiap eksponen. Tubuh yang sehat membantu eksponen menjadi lebih kuat dan mencapai hasil yang lebih baik. Pelatihan juga diberikan bagi mereka yang tertarik untuk bertanding dalam Silat Olahraga, cabang olahraga silat yang kompetitif. Banyak teknik yang dipelajari diterapkan di sini yang memberi siswa pemahaman yang lebih baik tentang teknik-teknik ini dan penerapannya serta mengkondisikan pikiran dan tubuh atlet untuk situasi yang agresif.