Istilah ‘aviasi’ dapat merujuk pada penerbangan sipil atau penerbangan umum. ‘Penerbangan sipil’ biasanya berarti penerbangan yang berhubungan dengan militer, dan perusahaan penerbangan pemerintah dan swasta. Pesawat oleh pemilik swasta, perusahaan swasta, klub terbang, dll berada di bawah penerbangan umum. Penerbangan umum India berkembang pesat. Perusahaan dengan pesawat mereka sendiri memiliki keunggulan atas pesaing mereka karena mereka dapat menghemat waktu yang dihabiskan untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain menggunakan bandara dengan lalu lintas padat. Keuntungan lain adalah mereka dapat menggunakan pesawat mereka untuk terbang ke tujuan yang tidak dilayani oleh penerbangan sipil. Helikopter memiliki potensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan karena mereka dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh pesawat lain.
Di India, helikopter memiliki potensi untuk digunakan lebih efisien. Saat ini mereka beroperasi dari bandara. India tidak memiliki heliport atau rute heli. Kurangnya infrastruktur merupakan kelemahan utama dalam penerbangan umum. Tidak ada terminal Fixed Base Operators (FBO) untuk penerbangan umum. Hanya sedikit sekali instansi yang mengelola ground handling. Kurangnya perawatan, perbaikan dan overhaul (MRO) yang tepat juga menjadi perhatian.
Ada sejumlah regulasi yang mempersulit kepemilikan pesawat pribadi. Misalnya, banyak instansi pemerintah seperti Kementerian Penerbangan Sipil dan otoritas Bandara India terlibat dalam prosedur untuk mendapatkan pesawat pribadi. Tarif 25% meningkatkan biaya kepemilikan pesawat. Di wilayah metro, ada batasan kapan pesawat bisa dioperasikan. Ini sering gagal tujuan dari pesawat milik pribadi.
Tidak ada cukup profesional yang memenuhi syarat untuk menangani pekerjaan dalam industri penerbangan umum. Beberapa sekolah penerbangan di India tidak memproduksi pilot yang cukup untuk melayani industri. Selain pilot, ada sejumlah pekerjaan seperti insinyur penerbangan, pengontrol lalu lintas udara, insinyur penerbangan, dan teknisi penerbangan yang membutuhkan kandidat yang berkualitas. Perguruan tinggi tidak mampu memenuhi kebutuhan industri.
Sejumlah perusahaan bereputasi internasional berencana membuka pusat layanan penerbangan dan gudang di kota-kota besar di India, seperti Mumbai dan Delhi. Misalnya, GE Aviation dan Air India bergabung untuk mendirikan fasilitas pemeliharaan, perbaikan dan overhaul (MRO) di ibu kota komersial India, Mumbai. Hawker Beechcraft juga mendirikan pusat layanan di Mumbai.
Kesalahpahaman, kurangnya kesadaran dan masalah dalam komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, serta kelemahan infrastruktur adalah hambatan utama dalam pertumbuhan penerbangan umum di India. Dengan beberapa perubahan dalam kebijakan pemerintah, serta visi dan komitmen yang jelas, industri penerbangan umum di India akan dapat mencapai potensi penuhnya.