Kembalinya Grand Prix Singapura 2008 lalu, setelah hampir 30 tahun tidak aktif, mendorong pariwisata dan ekonomi negara-kota itu. Setelah dihentikan pada tahun 1974 karena keluhan dan kekhawatiran masyarakat mengenai kemacetan lalu lintas, kebisingan masyarakat dan kecelakaan berikutnya dalam balapan tahun 1972 dan 1973, Pemerintah Singapura memutuskan untuk mendanai kembali balapan dengan Singapore GP Pte Ltd, Singapore Tourism Board dan Bernie Ecclestone.
Dengan kembalinya yang fenomenal pada bulan September 2008, hotel-hotel lokal menerima jumlah hunian yang meningkat dan bahkan mengalami pemesanan penuh selama musim ini. Perkiraan yang mengatakan bahwa itu akan meningkatkan industri pariwisata dan perhotelan Singapura terbukti benar dan akurat.
Memang benar bahwa hotel-hotel di Singapura bangga menyelenggarakan acara populer ini setiap tahun. Christopher Khoo, MD dari Master Consult Services, menjelaskan bahwa industri perhotelan akan menjadi yang pertama diuntungkan dengan penyelenggaraan F1 Race di Singapura. Kamar akan penuh dipesan dan harga akan dipertahankan tinggi. Saking ramainya orang yang datang dan dengan kamar yang terisi penuh, wisatawan lain bahkan mungkin sampai mengambil kamar sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia, hanya untuk menonton balapan.
Associate Professor Prem Shamdasani dari National University of Singapore Business School menjelaskan lebih lanjut bahwa acara seperti F1 Race sangat mahal untuk diselenggarakan. Agar Singapura dapat mengatasi biaya, pendekatan pembagian biaya disarankan. Kemitraan yang kuat antara sektor swasta dan publik dapat membantu memastikan bahwa acara ini akan dipersiapkan dengan baik dan dipentaskan dengan baik. Dengan demikian, pajak khusus dikenakan oleh pemerintah untuk semua hotel.
Menteri Negara Perdagangan dan Perindustrian, Bapak Iswaran menjelaskan bahwa pajak khusus tidak lebih dari 30% akan dikenakan pada pendapatan hotel selama sekitar tujuh hari selama musim ini yang bertujuan untuk membantu Pemerintah menyelesaikan biaya penyelenggaraan perlombaan. Pajak khusus ini diharapkan dapat meningkatkan rata-rata sekitar $15 juta hingga $20 juta per tahun.
Terbukti bahwa tidak semua industri senang dengan pajak khusus yang dikenakan oleh Pemerintah untuk musim khusus ini. Dengan pajak khusus ini, hotel mengakui bahwa kenaikan tarif merupakan solusi yang mungkin mereka lakukan untuk mengatasi aturan baru tersebut. Pemerintah, di sisi lain, meyakinkan industri perhotelan bahwa mereka akan memberikan pertimbangan kepada hotel. Mereka memahami kebutuhan bisnis dan perusahaan komersial untuk mendapatkan keuntungan, tetapi penting untuk tidak melupakan bagian mereka yang adil untuk negara.
Lebih lanjut Menteri Iswaran menjelaskan bahwa mereka hanya meminta 30% persen agar hotel-hotel tersebut memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan mereka dan mempertahankan bagiannya. Hotel yang lebih dekat dengan trek balap dan memberikan pemandangan terbaik dari balapan seperti yang didirikan di Marina Bay, akan membayar 30% penuh sementara hotel yang diposisikan lebih jauh, akan membayar lebih sedikit.
Para ahli mengatakan bahwa sekitar 35.000 wisatawan diharapkan datang untuk acara F1 setiap tahun. Dan curahan ini akan selalu menuntut permintaan akomodasi yang tinggi dan akan mendorong tarif yang lebih tinggi di hotel dan tiket pesawat. Sebuah perubahan positif bagi perekonomian Singapura diramalkan dengan kebangkitan F1 Race. Pajak yang dikenakan, meskipun agak berat, untuk industri komersial akan berkontribusi pada peningkatan pemulihan ekonomi negara-kota.